I. |
Gambaran Umum
|
|
a. |
Kabupaten Tulang Bawang.
|
|
Kabupaten Tulang Bawang termasuk
ke dalam wilayah Provinsi Lampung terdiri atas 24 kecamatan, 240
kampung/kelurahan, terhitung sejak keluarnya Perda No. 07 Tahun 2005
(BPS, 2006). Kabupaten Tulang Bawang memiliki luas wilayah 7.770,84
Km2 atau 22 % dari luas keseluruhan Provinsi Lampung. Kabupaten Tulang
Bawang terletak pada jalur jalan nasional yaitu jalan Lintas Timur
Sumatera yang menghubungkan Kota Bandar Lampung dengan kota-kota utama
di Pulau Sumatera.
|
|

Gambar Peta 1. Peta Kabupaten Tulang Bawang
|
b. |
Kawasan KTM Mesuji
|
|
Kawasan KTM meliputi 4
kecamatan, yaitu Kecamatan Mesuji dengan Ibukota Wiralaga, Kecamatan
Mesuji Timur dengan Ibukota Tanjung Mas Makmur, Kecamatan Tanjung Raya
dengan Ibukota Brabasan, dan Kecamatan Simpang Pematang dengan Ibukota
Simpang Pematang. Luas kawasan ini adalah 108.097,98 Ha dan posisi
geografis pada posisi 03o45’ – 04o5’ Lintang Selatan dan 105o07’ -
105o38’ Bujur Timur. Lokasi transmigrasi yang termasuk KTM adalah
Kawasan Transmigrasi Mesuji Atas yang terdiri dari Satuan Pemukiman
(SP) 1 s/d 13, dan Kawasan Mesuji F terdiri dari Satuan Pemukiman
(SP) 1 s/d 3, serta Kawasan Mesuji A, B, C, D dan F
|
|

Gambar Peta 2. Peta Lokasi Areal Studi Kawasan KTM Mesuji
|
|

Gambar Peta 3. Master Plan Kawasan KTM Mesuji
|
|
II. |
Asesibilitas.
|
|
Pencapaian kawasan dapat
ditempuh melalui jalan darat dengan jarak dari Ibu Kota Kabupaten ke
kawasan KTM adalah 102 Km. Kondisi jalan cukup baik.
|
III. |
Sumber Daya Fisik .
|
|
a. |
Topograpi
|
|
Ketinggian kawasan
ini berkisar dari 0 sampai 90 m di atas permukaan laut. Kawasan ini
sebelah barat memiliki topografi berombak sampai berbukit, dengan
kemiringan berkisar antara 3 sampai 30 % seluas 2.15 %. Sebelah timur
di sepanjang aliran sungai Mesuji, topografinya relatif datar dengan
kemiringan berkisar antara 0 – 3 % seluas 97.85 %.
|
b. |
Geologis
|
|
Kawasan ini tersusun dari formasi
geologi Aluvium (Qa), Pasir Kuarsa (Qak), Endapan Rawa (Qs), Formasi
Kasai (Qtk), dan Formasi Muaraenim (Tmpm). Formasi geologi yang paling
luas adalah Formasi Muaraenim (Tmpm) Areal dimana lokasi transmigrasi
berada terutama tersusun atas formasi geologi Aluvium dan Endapan Rawa.
|
c. |
Sistem Lahan
|
|
Kawasan ini tersusun
atas 7 sistem lahan yaitu Gambut, Kahayan, Kajapah, Klaru, Muara
Beliti, Mendawai, dan Putting. Sistem lahan yang memiliki luasan
terbesar adalah sistem lahan Muara Beliti yaitu seluas 254.781.68
hektar atau 55,83 % dari seluruh kawasan.
|
d. |
Jenis Tanah
|
|
Jenis tanah
digolongkan dalam tiga kelompok besar yaitu kelompok tanah lahan
kering, kelompok tanah lahan basah yang memiliki ciri hidromorfik dan
kelompok tanah gambut. Kelompok tanah lahan kering berada di bagian
barat dan kelompok tanah lahan basah berada di bagian timur.
|
e. |
Kesesuaian Tanah
|
|
Hasil analisis kesesuaian lahan
dikawasan ini menghasilkan zonasi wilayah pengembangan yang berkisar
dari sangat sesuai (S1) sampai tidak sesuai (N). Untuk pengembangan
tanaman budidaya yang dinilai cukup sesuai adalah kelapa sawit, karet,
padi, jagung dan singkong.
|
f. |
Penggunaan Tanah
|
|
Penggunaan lahan meliputi
perkebunan kelapa sawit, karet, perkebunan rakyat, sawah dan tegalan,
lahan terbuka serta rawa. Perkebunan kelapa sawit pada umumnya milik
swasta dalam skala besar, diantaranya milik PT. Barat Selatan Makmur
Investindo (PT.BSMI / PT. LIP), PT. Bumi Waras (PT. BW), dan PT. LA
serta PT. Budi Dwiyasa.
Luasan kawasan yang dialokasikan pada wilayah
perencanaan adalah seluas 109,302.23 Ha meliputi kawasan lindung
(8,373.19 Ha), Lahan Terbuka (1,046.42 Ha), Pemukiman (4,023.53
Ha), Pengembangan Akasia (411.50 Ha), Pengembangan Perkebunan Besar
(Kelapa Sawit) (24,806.47 Ha), Pengembangan Tanaman Jagung (8,354.29
Ha), Pengembangan Tanaman Pangan Padi (10,154.11 Ha), Pengembangan
Tanaman Pangan palawija (2,584.16 Ha) dan Pengembangan Tanaman Perkebunan Rakyat (Kelapa Sawit atau Karet) (49,548.57 Ha). Sedangkan alokasi untuk KTM seluas 47,285.75 meliputi Kawasan
Lindung (4,102.06 Ha), Pemukiman (1,790.35 Ha), Pengembangan
Perkebunan Besar (Kelapa Sawit) (8,921.54 Ha), Pengembangan Tanaman
Pangan Jagung (8,347.71 Ha), Pengembangan Tanaman Pangan Padi
(10,100.94 Ha), Pengembangan Tanaman Pangan palawija (2,484.06 Ha), dan
Pengembangan Tanaman Perkebunan Rakyat (Kelapa Sawit atau Karet)
(11,539.09 Ha).
|
|
IV. |
Sosial Agama dan Ekonomi..
|
|
a. |
Kependudukan
|
|
Penduduk di kawasan
ini berjumlah 111.203 jiwa atau 29.552 KK. Jumlah penduduk terbanyak
adalah Kecamatan Simpang Pematang, yaitu sebanyak 35.719 jiwa (atau
32,12 % dari total jumlah penduduk), diikuti oleh Kecamatan Tanjung
Raya, sebanyak 31.653 jiwa (atau 28,46 % dari total jumlah penduduk),
Kecamatan Mesuji Timur sebanyak 30,097 jiwa (atau 27,06 % dari total
jumlah penduduk), dan Kecamatan Mesuji sebanyak 13.734 jiwa (atau 12,35
% dari total jumlah penduduk). Dari jumlah tersebut, jumlah usia
produktif mencapai 78.675 jiwa.
|
b. |
Pendidikan
|
|
Tingkat pendidikan SD – SLTP
mencapai > 75 % dari jumlah penduduk. Tingkat pertisipasi pendidikan
SD mencapai 100 %, untuk SLTP mencapai 90 %, sedangkan SLTA hanya 65
%. Pergerakan kedalam (in migration) terjadi pada aktivitas perdagangan, sedangkan pergerakan keluar (out migration) terjadi pada pencarian lapangan pekerjaan.
|
c. |
Mata Pencaharian
|
|
Mata pencaharian pokok yang
dominan adalah bekerja pada sektor perkebunan yaitu sebesar 81,54 %
dari total penduduk, diikuti oleh sektor pertanian (8,32 %), sektor
jasa (4.9 %).
|
d |
Produksi Pertanian
|
|
• |
Sektor Tanaman Pangan.
Luas tanam padi dan palawija 17.787 ha, ubi kayu
12.949 ha, padi ladang 1.007 ha, jagung 4.225 ha, kedelai 176 ha,
kacang tanah 151 ha, kacang hijau 61 ha dan ubi jalar seluas 51 ha.
Data produksi padi dan palawija tercatat yakni padi sawah sebesar
74.981 ton, padi ladang 2.686 ton, jagung 18.853 ton, kedelai 188 ton,
kacang tanah 158 ton, kacang hijau 57 ton, ubi kayu 252.966 ton, dan
ubi jalar sebesar 358 ton. Dari data-data tersebut bahwa Kecamatan
Mesuji Timur dijadikan sentra penghasil padi dan jagung.
|
• |
Sektor Tanaman Hortikultura
Jenis tanaman hortikultura yang dimaksud adalah
jenis buah-buahan, sayuran dan biofarmaka antara lain adalah jeruk,
nenas, pisang, salak, rambutan, cabe merah, kacang panjang, terong,
ketimun, jahe, kencur, laos, temulawak, dan lempuyang. Dari komoditas
tersebut, jenis paling banyak ditanam adalah jeruk sebanyak 49.520
pohon, sedangkan jenis sayuran yang paling banyak ditanam adalah cabe
merah, yaitu seluas 96 hektar. Jenis biofarmaka adalah kencur, yaitu
seluas 11.541 m2. Komoditas jeruk cukup berpotensi untuk ditanam dan
telah dibangun perkebunan jeruk oleh investor swasta. Hasil jeruk yang
diperoleh cukup baik, bahkan jeruk ini dikenal memiliki citarasa yang
khas.
|
|
e |
Pemasaran
|
|
Ketersediaan pemasaran
dikawasan ini terdiri dari 2 pasar yang cukup besar, yaitu di desa
Gedung Ram dan di desa Tanjung Mas Makmur. Pasar di Gedung Ram
dikunjungi ramai pada hari Selasa, Jum’at dan Minggu. Pasar ini
menjadi tempat berbelanja, baik bagi penduduk setempat maupun penduduk
dari desa-desa sekitar.
|
|
V. |
Sarana dan Prasarana Pemukiman .
|
|
a. |
Lembaga Ekonomi.
|
|
Lembaga ekonomi untuk mendukung
perekonomian di kawasan ini terdapat beberapa lembaga ekonomi seperti
daftar pada tabel berikut :
No
|
Kecamatan
|
KUD/Koptan
|
Bank/BRI
|
Kios Saprodi
|
Pasar
|
1
|
Simpang Pematang |
1
|
-
|
11
|
-
|
2
|
Tanjung Raya |
1
|
-
|
8
|
8
|
3
|
Mesuji |
-
|
-
|
4
|
3
|
4
|
Mesuji Timur |
1
|
-
|
15
|
5
|
Total
|
3
|
0
|
38
|
16
|
Sumber : Database Perkebunan dan Kehutanan, 2005 |
b. |
Sarana Kesehatan.
|
|
Ketersediaan fasilitas
kesehatan di kawasan ini terdiri dari Puskesmas Pembantu (Pustu)
berjumlah 14 unit, Puskesmas Induk berjumlah 5 unit dan Puskesmas
Perawatan berjumlah 1 unit.
|
c. |
Sarana Pendidikan.
|
|
Di wilayah lokasi KTM, sarana
pendidikan masih relatif sedikit dan relatif belum merata. Fasilitas
pendidikan yang ada terdiri dari TK (7 buah), SD (18 buah), SLTP (10
buah), SLTA ( 3 buah), Pondok Pesantren/PP (15 buah), 13 buah fasilitas
pendidikan lain-lain. Dari beberapa fasilitas pendidikan tersebut,
hanya fasilitas SD yang terdapat di setiap desa, sedangkan SLTA hanya
terdapat di Desa Tanjung Mas Makmur, Dwi Karya Mustika, dan Wonosari.
|
d. |
Prasarana Jalan.
|
|
Prasarana jalan antar
desa/kecamatan pada saat ini sebagian besar berada dalam kondisi rusak.
Aspal yang lama sebagian besar sudah mengelupas/lepas, dan sebagian
jalan masih berupa jalan tanah.
|
e. |
Prasarana Peribadatan.
|
|
Prasarana peribadatan
yang terdapat dikawasan ini adalah Masjid 100 buah, Surau 332 buah,
Gereja 11 buah, Wihara 1 buah, Pura 3 buah.
|
f. |
Sumber Air Minum.
|
|
Sejauh ini air minum
yang digunakan oleh penduduk adalah air sumur buatan masing-masing
penduduk. Air sumur tersebut umumnya memiliki kualitas air masih
rendah. Sebagian penduduk mengggunakan air hujan. Sumber air tanah
dengan kualitas yang cukup baik yang kemungkinan dapat dimanfaatkan
telah diidentifikasi ada di Desa Margojadi.
|
g. |
Sumberdaya Kelistrikan.
|
|
Kebutuhan listrik
dilayani oleh PLN pada masing-masing kecamatan. Jumlah pelanggan
listrik adalah 883 pelanggan, yang terdiri dari 386 pelanggan di
Kecamatan Mesuji dan 497 pelanggan di Kecamatan Simpang Pematang.
Sementara itu masyarakat masih ada menggunakan minyak tanah sebagai
sumber penerangan, dan sebagian sudah ada yang memiliki Genset pribadi
dengan kapasitas ± 1500 watt.
|
h. |
Failitas Olahraga.
|
|
Fasilitas olahraga di kawasan ini
cukup banyak yaitu lapangan sepakbola (15 buah), lapangan bola voli (48
buah), dan lapangan bulutangkis (27 buah). Fasilitas olahraga tersebut
tersebar di desa-desa.
|
i. |
Kelembagaan Pertanian.
|
|
Dikawasan ini tercatat sejumlah
23.671 orang angota kelompok taninya dari 561 kelompok. Jumlah
kelompok tani terbanyak terdapat di Kecamatan Mesuji Timur dengan jumlah
anggota sebanyak 6.771 orang. Dikawasan ini telah adanya
kelompok-kelompok tani yang terstruktur yang dapat dikembangkan lebih
lanjut dalam rangka pengembangan agribisnis untuk pengembangan usaha.
Disamping itu juga tercatat adanya kelompok-kelompok tani wanita yang
hanya terdapat di Kecamatan Simpang Pematang.
|
|
VI. |
Potensi Wilayah.
|
|
a. |
Sektor Pertanian.
|
|
Sesuai dengan analisa
kesesuaian lahan bahwa komoditas unggulan untuk dikembangkan meliputi
kelapa sawit, karet, jagung dan padi. Selain itu komoditas jeruk yang
ditanam masyarakat menunjukkan bahwa wilayah ini cukup berpotensi untuk
pengembangan tanaman jeruk. Tanaman jeruk pada saat ini telah
diusahakan menjadi perkebunan oleh investor swasta. Hasil jeruk yang
diperoleh memang sejauh ini cukup baik, bahkan jeruk dari wilayah ini
dikenal memiliki citarasa yang khas. Luas lahan yang “sesuai” untuk
perkebunan adalah seluas 148.076 hektar, sementara itu, total lahan
perkebunan di kawasan ini adalah 38.087 hektar, sehingga masih terdapat
lahan yang berpotensi yang belum dimanfaatkan seluas 109.989 hektar
atau 74,28 %. Dikawasan ini bibit kelapa sawit dan karet tersedia di
kecamatan Tanjung Raya.
|
b. |
Sektor Peternakan.
|
|
Meskipun sektor peternakan
kelihatannya bukan merupakan unggulan untuk dikembangkan sejauh ini,
namun dalam kerangka pengembangan wilayah, peran sektor ini perlu
dilihat. Apalagi dalam kerangka pertanian modern, sektor peternakan
tidak hanya dapat berperan dari sisi hasil ekonomis yang diperoleh,
melainkan juga aspek-aspek lain seperti penyediaan pupuk organik. Populasi Ternak Besar, Kecil dan Unggas Tahun 2005
No
|
Kecamatan
|
Ternak Besar
|
Ternak Kecil
|
Unggas
|
Sapi
|
Ker-
bau
|
Babi
|
Kam-
bing
|
Domba
|
Ayam
Ras
|
Buras
|
Bebek/
Itik
|
1
|
Simpang
Pematang |
4.564
|
7
|
189
|
15.591
|
-
|
-
|
19.944
|
330
|
2
|
Tanjung Raya |
6.581
|
120
|
486
|
13.862
|
26
|
-
|
51.209
|
-
|
3
|
Mesuji |
3.555
|
219
|
606
|
9.017
|
129
|
-
|
39.078
|
959
|
4
|
Mesuji Timur |
-
|
93
|
-
|
-
|
-
|
-
|
51.818
|
1.920
|
Jumlah
|
14.700
|
439
|
1.281
|
38.470
|
155
|
-
|
162.049
|
3.209
|
Sumber : BPS, 2006
Produksi daging di kawasan ini cukup besar, khususnya
daging sapi dan kambing. Jumlah produksi daging masing-masing hewan
ternak berturut dari besar ke kecil adalah daging sapi sebesar
105.660,80 kg, daging kambing sebesar 27.922,5 kg, daging babi sebesar
6.037,5 kg, daging ayam buras sebesar 5.770,97 kg, daging ayam ras
sebesar 1.505,46 kg, dan daging bebek/itik sebesar 578,82 kg.
|
c. |
Sektor Perikanan
|
|
Jumlah penduduk yang
bekerja pada sektor perikanan adalah sebanyak 524 orang, diantaranya
309 orang sebagai nelayan sungai/rawa dan 215 orang sebagai petani ikan
kolam. Dengan melihat data-data ini, terlihat bahwa sektor perikanan
yang bisa dikembangkan di wilayah ini adalah perikanan darat.
|
|
VII. |
Potensi Bisnis.
|
|
Dari data
potensi lahan yang disampaikan diatas, meliputi usaha bidang pertanian
tanaman pangan, perkebunan, perikanan dan peternakan dapat anda
cermati untuk pilihan anda. Selain itu kegiatan lain yang mungkin dapat
anda manfaatkan sesuai dengan keahliannda diantaranya sektor industri,
sektor perdagangan dan jasa lainnya. Bagi yang berminat silahkan
menghubungi instansi Dinas Tenagakerja dan Transmigrasi setempat untuk
mendapatkan petunjuk lebih lanjut dan peluang yang dapat difasilitasi
oleh pemerintah untuk anda.
|
No comments:
Post a Comment