Monday, April 2, 2012

BAPEDA TANGERANG SUDAH USULKAN PEMBANGUNAN FLY OPER TANAH TINGGI DAN LIO BARU MARET 2012 KE DIRJEN PEKERJAAN UMUM. 

JIKA DIBANGUN TAHUN INI, MAKA DAPAT MENDONGKRAK PEMBANGUNAN DI TELUK NAGA TANGERANG KARENA KEMUDAHAN AKSES JALAN.

KOTA TANGERANG,SN  Rencana pembangunan flyover atau jalan layang Lio Baru – Tanah Tinggi, Kota Tangerang, menguntungkan sektor properti. Asosiasi Real Estate Broker Indonesia (AREBI) memprediksi, keberadaan flyover itu akan mendongkrak pertumbuhan ruko niaga di sekitarnya, terutama pada bagian hilir.
Ketua AREBI Banten Nurul Yaqien mengatakan, perkembangan properti seperti hunian akan menjanjikan jika terpusat pada ujung atau akhir ruas jalan flyover tersebut. “Sangat menguntungkan, kendaraan pribadi biasanya akan memilih melalui jalan flyover,” ujar Nurul, Selasa (20/3/2012)
Ruas hulu flyoverakan menjadi lokasi strategis untuk dikembangkan kawasan hunian atau tempat tinggal, misalnya apartemen atau kluster. Jika hunian terletak sebelum flyover, akses si penghuni akan lebih mudah. “Terlebih jika jalan tersebut mempermudah menuju Jakarta Barat ataupun Bandara Soetta, nilai jual hunian tersebut akan melonjak,” jelasnya.
Hunian akan tepat jika ditempatkan di daerah agak jauh dari flyover. Misalnya saja daerah Cikokol, konsep apartemen akan cocok jika disana. Kesuksesan tersebu, sudah dibuktikan oleh pengembang Tangcity, Modern Land, dan yang terbaru Paragon.  “Bagaimana pun juga, konsumen lebih menginginkan akses yang lancar dan cepat, flyover bisa jadi salah satu jawabannya,” kata Nurul.
Harga hunian tempat tinggal seperti apartemen (vertical building), kluster, juga  kawasan perkantoran akan terus naik dibandingkan lokasinya yang berada di daerah jauh dari pusat perkotaan. Terlebih, daerah Tanah Tinggi dekat dengan Pasar Induk, pusat pemerintahaan Kota Tangerang, dan juga dengan Jakarta Barat.  “Makanya, saya prediksi prospek properti di daerah hulu maupun hilir flyover akan ramai,” kata Nurul.
Jalan layang Lio Baru – Tanah Tinggi rencananya dibangun menyambung sepanjang 1.800 meter. Perencanaan itu tertuang dalam dokumen usulan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) setempat yang resmi telah dilayangkan kepada Direktorat Jenderal (Dirjen) Pekerjaan Umum, Kementerian PU.
Kedua flyover itu dibangun membentang di atas perlintasan kereta api di dua titik yakni, di simpang empat Lio Baru, Kecamatan Batuceper dan Tanah Tinggi, Kecamatan Tangerang. “Pembangunan flyover tersebut sudah kami usulkan. Mudah-mudahan bisa dikabulkan oleh Kementerian PU,” kata Dafyar Eliadi Hardian Kepala Bappeda Kota Tangerang, akhir pekan lalu.
Dalam usulan itu, ada dua opsi pertama dibangun dua buah flyover di masing-masing titik tersebut, dan kedua dibangun flyover mulai dari Tanah Tinggi sampai Lio Baru bersambung.
“Kalau dibangun terpisah, ruas flyover Tanah Tinggi akan dibutuhkan panjang 400-600 meter, dan di perempatan Lio Baru akan memakan ruas lebih panjang yakni mencapi 900-1.000 meter. Kalau disambung, maka akan mencapai panjang lebih dari 1.800 meter,” bebernya.
Usulan tersebut diajukan, untuk mengurangi resiko kecelakaan di atas rel dan menimbang padatnya arus kendaraan di bilangan perempatan Lio Baru tersebut. “Dan sesuai dengan putusan Dirjen Perkeretaapian, jalur kereta api sudah tidak dibenarkan berada sepadan dengan jalan raya. Makanya, kami upayakan agar dibangun flyover di sana,” imbuh Dafyar.(pramita/susilo)

No comments:

Post a Comment